Candi Sewu

0
433

Candi Sewu

“Candi yang terlupakan sebagai bukti bagaimana toleransi sudah di contohkan oleh nenek moyang bangsa Indonesia”

DATA TEMPAT

  • Nama Tempat: Candi Sewu
  • Lokasi : Jl. Raya Jogya – Solo Km 16 Prambanan Sleman, Yogyakarta 55571
  • Tiket: Rp 20.000 (senin-sabtu) Rp 23.000 (hari libur) (update Oktober 2011)

PETA

Lihat Candi Sewu di peta yang lebih besar

REVIEW

Cendi Sewu  merupakan candi terbesar ke-2 setelah candi borobudur, candi ini dibangun sekitar abad 8 Masehi pada masa akhir kerajaan Rakai Panangkaran  Raja ke-3 Mataram kuno sebagai candi kerajaan.  Letaknya masih dalam 1 komplek dengan candi Prambanan.

Penamaan Candi Sewu terkait dengan kisah legenda Loro Jonggrang, dengan kisah singkatnya Pangeran Bandung Bondowoso ingin mempersunting seorang putri bernama Rara Jonggrang dengan syarat harus membangun seribu candi.

Candi ini letaknya paling ujung dari komplek Candi Prambanan dengan jarak ke dua candi kurang lebih 800 meter, jika jalan kaki mungkin terasa lelah. Agar tidak terasa lelah dapat naik kereta mobil yang berada di area taman prambanan dengan biaya Rp 5.000.

Setiba di Candi Sewu kondisinya masih banyak  batu-batu candi berserakan, namu sudah terkumpul rapi. Suasananya begitu sepi dari pengunjung, menjadikan candi ini sebuah candi yang terlupakan jika dibandingkan dengan dongengnya yang melegenda.

Dari sumber dinas pariwisata. Pada prasasti berangka 792 dan ditemukan pada tahun 1960, menyatakan nama asli bangunan ini adalah “Manjus’ri grha” (Rumah Manjusri). Manjusri adalah salah satu Boddhisatwa dalam ajaran buddha. Memiliki 249 candi terdiri dari 1 candi utama yang diapit oleh 8 candi-candi kecil dan 240 candi “Perwara”. Pada Candi utama membentuk format poligon yang terdiri dari 20 sudut dengan diameter 29 meter dan ketinggian 30 meter. Candi utama memiliki satu ruang utama dikelilingi oleh 4 ruang yang lebih kecil sebagai pintu masuknya. Pada bagian atas ruang-ruang tersebut terdapat 9 stupa sebagai atapnya.

Masih dengan sumber yang sama pada kaki candi terdapat ornamen hias Purnakalasa atau vas bunga. Patung singa terdapat pada setiap sudut di antara struktur kaki candi dan tangga. Pada pipi tangga dihiasi Makara, Yaksa, Kalpawrksa dan Sanka. Archa yang ditemukan di komlek Candi Sewu 46 archa Dhayani Budha dan 4 arca Bodhisattva. Dalam Budha, arca-arca yang berposisi sebagai dewa disebut Jinna, Tataghata atau Dhyani Buddha dan Bodhisattva.

Selain itu penilitian pertama kali dilakukan pada tahun 1807 oleh H.C. Cornelius dan dilanjutkan oleh N.J. Krom pada tahun 1923. Pemerintah Indonesia telah melakukan pemugaran total terhadap candi pada tahun 1981 sampai 1993. Pada tangggal 20 Febuari 1993 Presiden Soeharto meresmikan purnapugar untuk Candi Utama, Candi Apit Nomer 1 dan 8, Candi Perwara Dereti Nomer 20 dan arca dwarapala. Candi Apit Nomer 6 selesai purnapugar dengan ditandai peresmian olah Prof. Dr. Ing Wardiman Djojonegoro pada tanggal 19 Febuari 1998.

Dari purnapugar masih banyak sisa batu candi yang belum terselesaikan ditambahkan lagi dengan pernah adanya gempa bumi menggunjang Yogyakarta pada tahun 2006, menjadikan tahap penyelesain Candi Sewu kian lama. Apabila Candi ini telah terselesaikan secara keseluruhan, maka begitu indahnya bangunan sejarah nenek moyang kita dengan memberikan pelajaran bahwa sejak dulu toleransi antar umat beragama sangatlah harmonis.

(Donny/Kitarevie.com)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here