“Langsung saja cicipi sajian dari para komikus dalam negeri ini. Enaaaakkk…”
DATA BUKU
- Judul: Kampungan Enak Bangets
- Jenis Buku: Komik
- Editor: Beng Rahadian, Lilia Nursita
- Penerbit: Gajah Jambon
- Cetakan Pertama: Oktober 2010
- Bahasa: Indonesia
- Tebal Buku: x + 126 halaman
- Dimensi Buku (P x L): 17,5 x 24 cm
- Website Resmi Penerbit: http://www.gajahjambon.com
- Nomor ISBN: 978-602-96-312-2-7
- Harga Buku:
- Toko Gunung Agung: Rp.25.000
- (Harga Update Agustus 2011)
DATA LAINNYA
- Seri Kampungan Lainnya:
SINOPSIS
Kampungan #3 kali ini berisi enam cerita seputar makanan dan kisah-kisah di baliknya. Ada juga bonus cuplikan cerita dari komikus Perancis Clement Baloup yang juga mengisahkan pengalamannya tentang kari udang…
Seru dan menghibur. Semoga jadi doyan makan…
REVIEW
Horeeee… Cergam kampungan hadir lagi dengan edisi ketiga. Sebenarnya sudah ada sejak Oktober 2010, tapi Kita aja yang baru nemu ini di Gramedia Mall Cijantung minggu lalu. Tema kali ini adalah kuliner. Seperti biasa, ada enam cerita dengan penuturan asyik dan orisinil dari komikus Indonesia.
Edisi “Enak Bangets” ini dimulai dengan “Mulanya Lumpia” hasil kolaborasi cerita Dyah W.S dan guratan Vbi Djenggoten. Berkisah tentang lahirnya panganan lumpia yang enak dan legendaris dari Semarang.
Kemudian ada kisah berlatar Yogyakarta, tentang misi Budi dan kawan-kawannya untuk mencari snack yang pas untuk arisan ibu-ibu di rumahnya. Karya K.Jati ini mengingatkan kita akan serunya masa kecil berlari bersama kawan-kawan.
Ada lagi yang unik. “Kopi Asin”. Setahu kita, hanya ada kopi pahit atau kopi manis. Agung Setya Nugraha menyajikan kisah romantis tentang kenangan seorang istri terhadap suaminya yang telah tiada.
Kafe yang dikelola anak muda sekarang menjamur dimana-mana. Dan tidak jarang pengunjung mengalami kisah cinta dengan pegawai kafe itu. Astrid dan Dunki berkolaborasi menyuguhkan kisah cinta remaja lewat “Resep Evan” yang enak.
Lalu, sambal. Ramuan dari cabe, bawang, gula, yang membantu memeriahkan ritual makan. Dan sambel buatan ibu, selalu yang paling enak dan paling membekas, walau beliau telah tiada. Karya ini diberi judul “Sambal Ibu” dan merupakan karya kolaborasi dari Amet dan T.Panji. Cukup menyentuh.
Terakhir, adalah “Teh Poci”. Bertutur tentang seorang kakek yang didatangi anak dan cucunya pada saat lebaran. Kakek tersebut menyayangkan keluarganya sekarang lebih memilih makanan dan minuman modern. Sedangkan si kakek hanya menyeruput teh poci, minuman yang mengenangkannya akan sang istri yang telah lebih dulu pergi. Salah satu cucunya menyaksikan itu, kemudian terharu. Akhirnya sang cucu minum teh poci bersama sang kakek. Sebuah cerita soal modernitas. Karya yang baik dari duo Sigit Susigit dan Isa Anshori.
Edisi Kampungan yang ketiga ini masih memiliki bonus, namun dalam bentuk komik sisipan karya Clement Baloup, komikus asal Prancis yang berdarah Vietnam. Isinya tentang suatu momen masak antara Clement dan ayahnya, yang kemudian berkembang menjadi cerita masa muda sang ayah menjadi pelarian dari Vietnam yang kala itu sedang diinvasi oleh tentara Amerika. Gaya Clement Baloup sangat unik, banyak menggunakan ornamen bayangan dan arsiran, serta sapuan cat kuas yang mirip lukisan.
Langsung saja cicipi sajian dari para komikus dalam negeri ini. Enaaaakkk…
(yasyus/Kitareview.com)