“Tingkat kesenangan Kita turun lagi beberapa tingkat ketika memegang gelas teh dan kopi yang ‘hanya’ hangat..”
DATA RESTORAN
- Nama Restoran: Kampoeng Kopi Banaran
- Alamat: Jl. Raya Bawen-Solo Km.1,5
- Menu Utama: Masakan Indonesia & Kopi
- Harga: Rp.5.000 – Rp.30.000 (update 2011)
REVIEW
Meskipun area ini hanya berjarak kurang dari 5 km dari tempat kelahiran Kita, Kita belum pernah mencicipi ketenaran kopi di tempat ini. Dengan semangat untuk menghadirkan review bagi para coffee lover, Kita akhirnya menyempatkan diri mampir ketempat ini.
Menu yang Kita pilih adalah Mie Jawa Kuah, Nasi Garang Asam Ayam (Garang Asam Ayam hanya tersedia pada weekend), serta Tahu Goreng Bandungan yang terkenal itu. Untuk minuman, Kita pilih Kopi Banaran Krim dan Black Tea Kaligua. Total jumlah semuanya kurang dari 50.000. Minggu pukul 5.30 sore ternyata merupakan jam sibuk di tempat ini. Maka Kita pun kelliling untuk mencari tempat duduk yang nyaman.
Tempat ini memang sangat luas. Ketika masuk Kita disambut dengan tempat parkir yang lapang dan satu ATM (saja) di pintu utama. Lalu ada meja kasir dan tempat minum kopi semi outdoor dan sebuah ruangan kecil lagi yang memang indoor. Bila berjalan lagi ke atas, Kita bisa menemukan arena bermain. Disini pengunjung bisa memilih menyeruput kopi di gazebo ukuran mini atau gazebo besar yang bisa dipakai meeting. Juga ada meja kecil berpayung dan tikar diatas hamparan rumput. Disisi kiri ada Griya Robusta- semacam gedung pertemuan yang disewakan.
Fasilitas bangunan lain ditempat ini adalah lapangan tenis, Mushola, Taman Buah dan kolam renang. Sementara aktifitas yang bisa dilakukan ditempat ini antara lain Coffee Walk, Out Bound Games, Flying Fox, Jelajah Kebun dengan ATV ataupun kereta wisata. Namun karena singkatnya waktu dan suasanya yang mulai petang, Kita tidak melakukan aktifitas lain selain makan.
Keputusan Kita jatuh pada sebuah gazebo kecil tak jauh dari bangunan utama. Karena untuk memakai tempat itu ada additional charge sebesar 15.000, Kita jadi agak sedikit kecewa ketika duduk dan menemukan ada air tumpah yang belum dibersihkan dan sapu mini yang digeletakkan begitu saja. Butuh 15 menit untuk menunggu semua pesanan datang.
Tingkat kesenangan Kita turun lagi beberapa tingkat ketika memegang gelas teh dan kopi yang ‘hanya’ hangat, bukannya panas mengepul. Rasa teh dan kopi memang cukup enak, tapi tidak memorable. Sementara rasa Garang Asem-nya sangat standar, Mie Kuah-nya terasa seperti mie rebus instan dan Tahu-nya hampir dingin. Melengkapi ketidak beruntungan Kita malam itu, lampu mati dan butuh sekitar 7 menit untuk menyalakan genset. Untung saja banyak terdapat pengunjung lain di bukit kecil yang tiba-tiba jadi gelap gulita itu. Meskipun tidak disediakan tisu, ada beberapa tempat cuci tangan di dekat gazebo.
Sepenuh hati Kita berharap bahwa Kita hanya datang at wrong time saja. Bahwa sebenarnya tempat yang cukup terkenal ini menawarkan service dan rasa yang jauh lebih baik dari yang Kita dapat.
Hmm..sudah waktunya menyeduh Kopi Hitam Robusta yang Kita beli dari Kampoeng Kopi Banaran.
(Nakizura/Kitareview.com)
Kopi Robusta memang sangat banyak di daerah pulau jawa dan lombok, namun untuk di Sumatera Arabica lumayan mendominasi