“..Kita merekomendasikan buku ini bagi siapa saja yang menyukai buku-buku perenungan..”
DATA BUKU
- Judul Buku: Curhat Setan
- Jenis Buku: Catatan Bebas – Novel
- Genre: Sastra/Filsafat Populer
- Penulis: Fahd Djibran
- Penerbit: Gagas Media
- Bahasa: Indonesia
- Cetakan Pertama: November 2009
- Tebal Buku:172 halaman
- Dimensi Buku (P x L): 13 x 19 cm
- No. ISBN: 979-780-373-2
- Website Resmi Penerbit: http://gagasmedia.net
- Harga:
- Gramedia: Rp.28.000
(Harga Update Desember 2009)
KARAKTER UTAMA
- Zara, Marva (dari buku sebelumnya: A Cat in My Eyes)
SINOPSIS
“Perkenalkan, namaku Setan!” katanya sambil tersenyum. Ramah.
Curhat Setan akan mengajakmu berselancar memasuki berbagai sensasi perasaan, badai pikiran, kejutan takdir, kebetulan-kebetulan yang rapi, intervensi pahala dan dosa, dan apa saja yang selama ini membuat kita heran dan bertanya-tanya: ada (si)apa di balik hidup? Apa yang diinginkan hidup?
Curhat Setan akan mengajakmu memasuki Dunia Antara, saat kamu sendirilah yang menimbang segalanya, memutuskan segalanya.
Inilah Curhat Setan, selamat mendengarkan.
REVIEW
Buku ini juga Kita rasa tidak bisa disebut sebagai kumpulan essay, sebab sebagian isinya merupakan prosa dari sudut pandang orang pertama, bahkan terdapat juga puisi. Kalaupun mau disebut sebagai catatan pribadi penulisnya (seperti jenis buku yang akhir-akhir ini sedang ngetren), Kita malah curiga bahwa cerita dan tokoh-tokoh dalam buku ini adalah fiktif, meskipun mengandung pemikiran-pemikiran si penulis. Saat anda membaca bagian belakang buku ini, pada bagian kotak ISBN, anda akan mengetahui bahwa Gagas Media menggolongkan buku ini sebagai “sastra”. Namun setelah membaca buku ini, Kita pribadi lebih suka menggolongkan buku ini sebagai sejenis buku filsafat, atau setidaknya filsafat populer.
Terus terang saja, Kita belum membaca buku A Cat In My Eyes yang katanya menjadi prekuel dari Curhat Setan, dan oleh karena itu mungkin Kita agak kehilangan jejak dalam memahami siapa Zara dan Marva. Tapi Kita juga tidak terlalu merasa bersalah, sebab penulis sepertinya tidak terlalu menekankan siapa mereka dan apakah buku ini merupakan sekuel dari A Cat In My Eyes (atau mungkin penulisnya berasumsi bahwa pembaca buku ini sudah membaca buku sebelumnya?).
Kita tertarik pada judulnya, Curhat Setan. Sebuah judul yang amat menggoda. Kita berharap akan menemukan ide-ide nakal serta tokoh setan yang akan mencurahkan isi hatinya dalam seluruh bagian buku ini. Tentu saja harapan saya tidak salah, hanya saja sedikit meleset. Memang di dalam buku ini terdapat ide dan pertanyaan-pertanyaan nakal serta filosofis, seperti dalam bab Hierarki Realitas yang mengingatkan Kita pada konsep kosmologi agama Realisme dan Jainisme, juga dalam beberapa puisi di bab-bab akhir yang akan menggellitik pikiran anda tentang sifat Tuhan.
Namun di luar itu (terutama di bagian-bagian awal buku), terdapat banyak ide dan pertanyaan yang lebih cenderung “manis” daripada “nakal”. Bagian yang manis tersebut Kita rasa berada agak di luar imej “Curhat Setan”, dan lebih seperti curhat seorang manusia yang senang mengenang masa lalu (lebih tepatnya, masa kecil yang digambarkan dengan sangat mengesankan). Bahkan tokoh “Setan” pun hanya ditampilkan secara jelas pada satu bab saja, yaitu “Curhat Setan”–judul bab yang dijadikan judul buku ini.
Kemelesetan pengharapan itu ternyata tidak membuat kesan buku ini menjadi buruk. Sebab ketika Kita berhasil menanamkan dalam pikiran Kita, bahwa “setan” disini bukanlah setan yang Kita, dan juga mungkin anda, kenal sehari-hari. Dan bahwa “curhat setan” disini tidak seperti curhat setan yang bisa Kita terjemahkan secara harfiah. Kita pun mulai menikmati buku ini. Penulis menampilkan berbagai macam perenungan yang disajikan dalam atmosfir yang menyenangkan, bersahabat, dan tanpa berkesan menggurui. Kita merasakan bagaimana penulis mencoba mengemukakan kepercayaannya tentang kehendak bebas (free will) dalam diri manusia yang sepertinya menjadi landasan dari pertanyaan-pertanyaan yang ia ajukan dalam buku ini.
Dalam hal pengemasan pun, buku ini sangat baik. Dengan desain sampul yang amat simpel dan memberikan spasi putih kosong di tengah halaman serta warna merah di tepi tiap halamannya, membuat buku ini cukup menarik perhatian bila diletakkan bersama dengan buku-buku lain. Bab “Curhat Setan” yang menjadi andalan buku ini pun cukup terwakilkan dari desain sampul dan layout tersebut.
Meski pemaknaan isi buku ini bisa menjadi perenungan yang mendalam, namun tiap bab ditulis dengan singkat dan jarang mengandung istilah-istilah sulit, sehingga buku ini cocok dibaca di waktu senggang. Oleh karena itu, Kita merekomendasikan buku ini bagi siapa saja yang menyukai buku-buku perenungan, namun tidak ingin terjerumus dalam bahasa buku-buku filsafat yang “berputar-putar”.
(Rivai/Kitareview.com)