Kelas Memasak Lillian

0
683

Kelas Memasak Lillian
..novel ini mengandung banyak nilai moral, yaitu tentang kebijaksanaan, baik saat Anda memasak maupun saat menghadapi masalah hidup.

DATA BUKU

    • Judul Buku: Kelas Memasak Lillian
    • Jenis Buku: Novel
    • Genre: Sosial – Kuliner
    • Penulis: Erica Bauermeister
    • Negara: Inggris
    • Penerbit: PT Bentang Pustaka
    • Cetakan Pertama: September 2009
    • Bahasa: Indonesia
    • Tebal Buku: 234 halaman
    • Dimensi Buku (P x L): 13 x 20,5 cm
    • Website Resmi Penerbit: –
    • No. ISBN: 978-979-1227-74-2
    • Harga:
        • Toko Gunung Agung : Rp.29.500 (Harga Update Maret 2010)


SINOPSIS

Setiap makanan memiliki keajaiban. Rempah dan bahan makanan bahkan bisa menuturkan kata-kata. begitu yang diyakini Lillian kecil. Ia masih ingat keajaiban yang muncul di rumahnya berkat segelas susu bercamour kulit jeruk dan bermacam jenis rempah istimewa. Setelah meneguknya, sang ibu yang telah sekian lama tenggelam dalam kesedihan kembali mengingat hidup yang terlanjur ia abaikan.

Bertahun-tahun kemudian, keajaiban itu dirasakan pula oleh seluruh siswa dalam kelas memasak yang diadakan Lillian setiap Senin malam. Satu per satu dari mereka diubah oleh aroma, cita rasa, dan tekstur makanan yang mereka masak, termasuk kue dengan krim putih yang mencetuskan pikiran sedih mengenai betapa rapuhnya pernikahan dan saus tomat pedas yang tampaknya menggairahkan sebuah cinta, tetapi justru mengakhiri cinta yang lain.


REVIEW

Tak banyak karya sastra yang mengangkat tema tentang keajaiban sebuah masakan. Bukan keajaiban yang bersifat khayalan atau imajinatif belaka, namun keajaiban nyata yang mengubah cara pandang seseorang. Tema inilah yang ingin diangkat oleh Erica Bauermeister, sang penulis, dalam novelnya ini.

‘Kelas Memasak Lillian’ terdiri dari 9 bab yang masing-masing bab tersebut diberi subjudul sesuai nama tokoh-tokohnya. Ya, setiap bab menceritakan tentang perjalanan hidup para tokohnya, yaitu Lillian dan murid-murid kelas memasaknya. Lillian, sang tokoh utama, digambarkan sebagai seorang yang ramah dan bijaksana. Masa lalu bersama ibunyalah yang mendorongnya untuk terjun di dunia kuliner dan mendirikan sebuah restoran sederhana. Meskipun begitu, restorannya selalu penuh di jam-jam tertentu, bahkan orang-orang rela antri untuk bisa duduk dan memesan makanan. Lillian meyakini bahwa perasaan dan sikap saat mengolah masakan, sama seperti saat harus menyikapi kehidupan. Sehingga orang yang memakannya akan merasakan hal yang dirasakan sang koki.


Hal yang menarik dari novel ini, yaitu banyaknya penggunaan analogi atau perumpamaan yang mengaitkan antara proses memasak dengan peristiwa dalam hidup. Dari segi ilustrasi buku, juga sangat menarik. Pada cover-nya, bergambar sebuah panci dadar dan berbagai bahan makanan dengan komposisi warna yang sesuai. Lalu pada setiap bab (subjudul), ada gambar bahan makanan utama yang mewakili kisah tiap tokoh. Dan sesuai dengan tema, di dalam ceritanya memuat penjelasan tentang kekayaan bahan dan masakan kontinental.


Hal yang tak dapat dipungkiri dari karya sastra barat adalah sedikit banyak mengandung budaya yang kurang sesuai dengan budaya orang timur. Seperti budaya live together, seks bebas, dan sebagainya. Karenanya, novel ini lebih cocok ditujukan kepada orang dewasa.


Namun secara garis besar, novel ini mengandung banyak nilai moral, yaitu tentang kebijaksanaan, baik saat Anda memasak maupun saat menghadapi masalah hidup. Hal inilah yang membuat buku ini layak dibaca, terutama para pecinta kuliner kontinental.

(AnnaTomi/Kitareview.com)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here