“Novel ini semakin menegaskan pemikiran brilian sang penulis, juga latar belakangnya sebagai jurnalis dan aktifis politik.”
DATA BUKU
- Judul Buku: The Girl Who Kicked the Hornets’ Nest
- Jenis Buku: Novel
- Genre: Crime Fiction
- Penulis: Stieg Larsson
- Negara: Swedia
- Penerbit: MacLehose Press
- Cetakan Pertama: 2009
- Bahasa: Inggris
- Tebal Buku: 602 halaman
- Dimensi Buku (L x P): 11 x 19 cm
- No. ISBN: 978-1-906-69416-6
- Website Resmi Penerbit: –
- Harga:
- Amazone.com: US$ 11,5 (Hard Cover – Harga Update April 2010)
DATA LAINNYA
- The Girl Who Kicked The Hornets’ Nest ini adalah buku ketiga dari Millenium Trilogy
- Buku Pertama: The Girl With The Dragon Tatto
- Buku kedua: The Girl Who Played With Fire
KARAKTER UTAMA
- Mikael Blomkvist
- Erika Berger
- Dragan Armansky
- Holger Palmgren
- Jeremy MacMillan
- Dr Jonasson
- Anika Gianni
- Niedermann
SINOPSIS
Terluka dengan tiga tembakan di tubuhnya tadak membuat Lisbeth mengurungkan niatnya untuk membalas dendam pada orang orang yang sudah menyakitinya.
Dengan bantuan orang orang yang percaya padanya, kasus Lisbeth mulai menunjukkan titik terang. Sayang nya ini juga fakta bahwa ada kasus lain yang merupakan isu nasional dan bisa mengguncang pemerintahan Swedia.
Sedikit kecurangan Mikael, membuat Lisbeth yang terkurung dalam kamar isolasi rumah sakit sama berbahayanya dengan Lisbeth yang berkeliaran di jalan. Dan dia siap untuk mengungkap semua nya.
Dengan bantuan orang orang yang percaya padanya, kasus Lisbeth mulai menunjukkan titik terang. Sayang nya ini juga fakta bahwa ada kasus lain yang merupakan isu nasional dan bisa mengguncang pemerintahan Swedia.
Sedikit kecurangan Mikael, membuat Lisbeth yang terkurung dalam kamar isolasi rumah sakit sama berbahayanya dengan Lisbeth yang berkeliaran di jalan. Dan dia siap untuk mengungkap semua nya.
REVIEW
Kita merasa sedikit pesimis ketika mulai membaca novel ketiga ini. Setelah dibuat penasaran setengah mati dengan kedua buku sebelumnya, dan akhirnya tahu gambaran utuh dari kasus Lisbeth, rasanya tidak ada lagi teka teki yang asyik buat ditebak. Jangan-jangan kali ini Kita hanya akan menjadi penonton pasif, dari para tokoh yang sibuk mencari bukti untuk kasus ini.
Tapi bukan Larsson namanya, jika dia tidak menyajikan sesuatu yang luar biasa. Di bagian awal novel ada sebuah kejadian mengejutkan, yang mengubah bayangan Kita seluruhnya mengenai bagaimana novel ini akan berakhir. “Kejutan” ini mengantar pembaca pada situasi yang lebih rumit dan melibatkan banyak pihak. Belum lagi, topik yang semakin berat seperti latar belakang politik Swedia sejak tahun 1960-an dan kebijakan pemerintah Swedia.
Novel ini semakin menegaskan pemikiran brilian sang penulis, juga latar belakangnya sebagai jurnalis dan aktifis politik. Bahkan ketika menyempatkan membaca biografi singkat Larsson, Kita tidak heran kisah hidupnya sama “berwarna”-nya seperti kisah hidup Mikael Blomkvist.
Jangan khawatir akan rasa kantuk ketika membaca novel ini. Alurnya mengalir dengan cepat dari awal, plus ada sedikit bonus adegan aksi si mungil Salander mengalahkan lawannya di bagian akhir.
Jika pembaca merasa “pedas” setelah mengecap dua novel sebelumnya, novel terakhir ini bisa diibaratkan sebagai segelas lemon tea dingin, yang melegakan sekaligus memuaskan =)
(Nakizura/Kitareview.com)
Tapi bukan Larsson namanya, jika dia tidak menyajikan sesuatu yang luar biasa. Di bagian awal novel ada sebuah kejadian mengejutkan, yang mengubah bayangan Kita seluruhnya mengenai bagaimana novel ini akan berakhir. “Kejutan” ini mengantar pembaca pada situasi yang lebih rumit dan melibatkan banyak pihak. Belum lagi, topik yang semakin berat seperti latar belakang politik Swedia sejak tahun 1960-an dan kebijakan pemerintah Swedia.
Novel ini semakin menegaskan pemikiran brilian sang penulis, juga latar belakangnya sebagai jurnalis dan aktifis politik. Bahkan ketika menyempatkan membaca biografi singkat Larsson, Kita tidak heran kisah hidupnya sama “berwarna”-nya seperti kisah hidup Mikael Blomkvist.
Jangan khawatir akan rasa kantuk ketika membaca novel ini. Alurnya mengalir dengan cepat dari awal, plus ada sedikit bonus adegan aksi si mungil Salander mengalahkan lawannya di bagian akhir.
Jika pembaca merasa “pedas” setelah mengecap dua novel sebelumnya, novel terakhir ini bisa diibaratkan sebagai segelas lemon tea dingin, yang melegakan sekaligus memuaskan =)
(Nakizura/Kitareview.com)