Rectoverso

0
2430

Rectoverso

“Menyatukan dua dunia, tulisan dan musik, bukanlah hal yang mudah, namun Dee mampu menyatukannya dalam karyanya ini.”

DATA BUKU

    • Judul Buku: Rectoverso
    • Jenis Buku: Kumpulan Cerita Pendek
    • Penulis: Dewi lestari
    • Penerbit: Goodfaith production
    • Bahasa: Indonesia   
    • Tebal Buku: 143 halaman
    • Dimensi Buku (P x L): 14,2 x 20,7 cm
    • No. ISBN: 978-979-96257-4-8
    • Website resmi penerbit: –
    • Harga:

        • Gramedia: Rp.110.000 (Buku + CD, Harga Update Mei 2011)


SINOPSIS

Dewi Lestari, yang bernama pena Dee, kali ini hadir dengan mahakarya unik dan pertama di Indonesia. “Rectoverso” merupakan hibrida dari fiksi dan musik, terdiri dari sebelas cerita pendek dan sebelas lagu yang bisa dinikmati secara terpisah maupun bersama-sama. Keduanya saling melengkapi bagaikan dua imaji yang seolah berdiri sendiri tapi sesungguhnya merupakan satu kesatuan. Inilah cermin dari dua dunia Dewi Lestari yang ia ekspresikan dalam napas kreativitas tunggal bertajuk “Rectoverso”. Dengar fiksinya. Baca liriknya. Lengkapi penghayatan Anda dan temukanlah sebuah pengalaman baru.

REVIEW

Rectoverso berisi 11 cerita pendek yang disertai dengan hibridanya berupa lirik lagu di setiap cerita. Satu-satunya bentuk tulisan yang disertai dengan ilustrasi berupa audio, membuat karya Dewi Lestari ini patut diacungi 2 jempol.

Cerita pembuka adalah cerita tentang seorang pria dengan sahabat perempuannya. Sang pria secara diam-diam menyukai sahabat wanitanya ini, namun sahabat wanitanya tidak mengetahui perasaan si pria terhadapnya, melainkan ia justru kerap kali jatuh cinta pada pria-pria lain, yang kemudian mencampakannya. Tiap kali dicampakkan, wanita ini selalu mencari sahabat prianya ini untuk berkeluh kesah, hingga suatu saat, wanita ini menyadari pria seperti apakah yang diidamkannya.

Cerita kedua adalah cerita cinta seorang penderita autis terhadap seorang gadis yang tinggal di rumahnya. Gadis ini kerap menjadikan pria autis ini sebagai tempatnya berkeluh kesah mengenai hidupnya, hingga tanpa disadari, pria penderita autis ini jatuh cinta pada si gadis. Sampai pada suatu saat ketika kakak pria autis ini kembali ke rumahnya, si gadis justru jatuh cinta kepada sang kakak.

Cerita lainnya adalah cerita tentang seorang pria yang dengan setia menunggu istrinya di tepian pantai. Istrinya yang sudah meninggal ini pun sebenarnya ada di sekitar pria tersebut, namun tentu saja pria ini tidak dapat melihatnya, hanya dapat merasakannya dari tanda-tanda alam yang ada. Ada pula cerita tentang seorang gadis yang mempunyai “indera keenam” yang ia sebut firasat, ketika ada orang di sekitarnya yang akan segera dijemput ajal.

Masih ada 7 cerita lainnya yang sangat layak untuk dibaca, bukan hanya karena alurnya yang sederhana, tetapi sangat menarik karena tema yang diangkat dalam masing-masing cerita yang lain dari biasanya dan dipaparkan dengan cerdas dan memukau. Ada baiknya, setelah membaca satu cerita, Anda lanjutkan langsung dengan mendengarkan lagu yang berkaitan, sebagai ilustrasi audio, sehingga pemaknaan dan penghayatan dari cerita yang telah dibaca menjadi jauh lebih terasa.

Beberapa reviewer menganggap Rectoverso tidak secemerlang karya Dee yang lainnya (Supernova dan Filosofi Kopi) karena keseluruhan ide ceritanya hanyalah tentang cinta; cinta pada sahabat sendiri, cinta seorang ibu, cinta sesosok makhluk halus, cinta yang tak sampai, hingga cinta seorang pengidap autisme. Namun kisah-kisah sederhana dalam Rectoverso itulah yang membuatnya menjadi tidak berjarak dengan pembacanya. Pilihan kata yang digunakan Dee terkadang akan membuat Anda harus berhenti membaca pada titik itu untuk menghela nafas, dan membacanya sekali lagi. Dalam Rectoverso, Dee membuang semua kosakata sulit, dan memfokuskan pada hal-hal kecil yang biasa terjadi dalam kehidupan.

Dikemas dalam tampilan yang sangat elegan dan ilustrasi-ilustrasi grafis yang ikut memaknai setiap tulisan yang ditulis menjadikan buku ini salah satu buku yang wajib dibaca. Tidak hanya itu, buku ini juga bahkan disertai sebuah CD dengan judul yang sama (Rectoverso) yang merupakan ilustrasi audio. Sungguh merupakan bentuk karya seni yang sangat kreatif, karya cipta dengan ide yang cemerlang. Cerita yang disuguhkan pun dituturkan dalam bahasa yang tidak rumit, namun cerdas dan penuh makna. Setiap akhir cerita memberikan sentuhan emosi yang berbeda, namun tetap akan membuat Anda menghela napas sebelum melanjutkan cerita berikutnya.

Menyatukan dua dunia, tulisan dan musik, bukanlah hal yang mudah, namun Dee mampu menyatukannya dalam karyanya ini. Sangat inspiratif dan menyegarkan.

(Marcell/Kitareview.com)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here