DATA FILM
- Judul Film: Harry Potter and The Deathly Hallows: Part 1
- Genre: Action – Drama – Fantasi
- Sutradara: David Yates
- Produser: David Heyman – David Barron – J.K. Rowling
- Penulis Skenario: Steve Kloves (Film) – J.K. Rowling (Novel)
- Studio Produksi: Heyday Films
- Distributor: Warner Bros.
- Negara: Amerika – Inggris
- Bahasa: Inggris
- Durasi: 146 menit
- Tanggal Rilis: 18 November 2010 (Indonesia)
DATA LAINNYA
- Film sebelumnya:
-
- Harry Potter and The Sorcerer Stone
- Harry Potter and The Chamber of Secret
- Harry Potter and The Prisoner of Azkaban
- Harry Potter and The Goblet of Fire
- Harry Potter anda The Half Blood Prince
-
PEMERAN UTAMA
- Daniel Radcliffe sebagai Harry Potter
- Rupert Grint sebagai Ronald Weasley
- Emma Watson sebagai Hermione Granger
- Ralph Fiennes sebagai Lord Voldemort
SINOPSIS FILM HARRY POTTER AND THE DEATHLY HALLOWS: PART 1
Secara garis besar The Deathly Hallows: Part 1 mengisahkan petualangan Harry Potter dan kedua sahabatnya, Ronald Weasley dan Hermione Granger untuk mencari dan menghancurkan Horcrux, rahasia tergelap yang juga merupakan kelemahan terbesar pangeran kegelapan, Lord Voldemort yang tersisa, sesuai dengan perintah yang telah diberikan oleh kepala sekolah mereka, Albus Dumbledore mereka sebelum kematiannya.
Kali ini Hary, Ron dan Hermione tidak lagi berpetualang di sekolahnya, karena Hogwards sudah dikuasai oleh rezim Voldermort dengan Snape sebagai kepala sekolah baru yang sudah tentu tidak mungkin bagi Harry untuk kembali lagi kesana. Mereka bertiga kemudian berpergian dan mengunjungi tempat-tempat berbahaya, dan juga harus berhadapan dengan para pengikut-pengikut setia serta para pelahap maut dari “Yang Namanya Tidak Boleh Disebutkan”.
TRAILER
REVIEW FILM HARRY POTTER AND THE DEATHLY HALLOWS: PART 1
Sepertinya tidak terlalu berlebihan jika Harry Potter disebut-sebut sebagai franchise of the decade. Bagaimana tidak? Lihat saja torehan fantastis yang sudah berhasil dicapai oleh kisah penyihir muda yatim piatu rekaan novelis J.K Rowling ini. Terhitung hingga kini sudah enam film telah dihasilkan oleh Warner Bros. Pictures, dan semenjak pemunculan perdananya, Harry Potter and the Philosopher’s Stone tahun 2001, sampai pada Harry Potter and The Half-Blood Prince tahun lalu, franchise ini sudah berhasil “menyihir” jutaan fans fanatiknya di seluruh dunia. Mereka menyaksikan bagaimana kisah Harry Potter tumbuh dewasa bersamanya, dan juga bagaimana mereka tumbuh dewasa bersama kisah Harry Potter selama 9 tahun ini.
Hasilnya memang tidak main-main, sampai seri ke enamnya, 5,4 Milliar Dollar berhasil diraup oleh studio berlogo perisai emas ini dalam peredarannya di seluruh dunia. Dan juga bagaimana kejayaan Harry Potter berhasil melambungkan nama ke tiga aktor dan aktris utamanya, Daniel Radcliffe, Rupert Grint dan Emma Watson menjadi aktor/aktris terkenal di dunia.
Seperti sebuah ungkapan bijak yang pernah diucapkan oleh karakter Morpheus dalam trilogi The Matrix, “everyhing has beginning has an end”, dan seperti itu pula yang terjadi pada kisah petualangan epik satu ini yang telah mencapai (separuh) akhirnya tahun ini. Ya, Harry Potter and The Deathly Hallows: Part 1 menjadi bagian pertama dari seri pemungkas kisah penyihir dengan bekas luka petir di dahinya ini. Kisah yang tentunya sudah ditunggu-tunggu para muggle penggemarnya di tahun 2010 ini, meskipun untuk bagian pertama ini tidak hadir dalam versi 3D seperti yang sebelumnya sudah dijanjikan, karena alasan keterbatasan waktu untuk dapat mengkonversinya dengan sempurna.
Dibaginya kisah The Deathly Hallows menjadi dua bagian rupanya tidak hanya menguntungkan Warner Bros. dari segi pendapatan saja, namun ternyata juga memberikan dampak positif yang cukup signifikan bagi berkembangnya kisah ke-7 Harry Potter ini, menjadi jauh lebih baik dibanding seri-seri sebelumnya. Setidaknya kali ini duet David Yates dan Steve Kloves sebagai sutradara dan penulis naskah mendapatkan kesempatan lebih banyak dibanding seri-seri sebelumnya, untuk dapat menuangkan elemen-elemen penting dalam novelnya ke dalam filmnya. Hasilnya, viola!! The Deathly Hallows: Part 1 mampu menjelma sebagai seri terbaik diantara enam seri pendahulunya.
Terlihat sekali jika Yates begitu menikmati mengarap kisah terkakhir franchise satu ini. Tanpa harus terburu-buru, Yates membiarkan kisahnya berjalan dalam tempo lambat, tanpa harus kehilangan tensi ketegangan yang sudah dibangunnya, mampu mengalir dengan baik dari menit-menit awal. Konflik-konfilk utama yang terdapat dalam novelnya, meskipun tidak semua berhasil disajikan, namun elemen-elemen utamanya sudah berhasil dirangkum dengan ringkas dan baik sepanjang 146 menit tanpa terkesan di kejar-kejar waktu dan dipaksakan, seperti kebanyakan kasus yang dialami para predesornya.
Dalam bagian pertama dari the deathly hallows, anda sama sekali tidak akan melihat hogwarts, sebagai gantinya banyak anda akan jumpai rangkaian pemandangan-pemandangan alam liar inggris yang berhasil di sajikan dengan sinematografi yang sangat indah sekaligus kelam disaat bersamaan. seakan-akan yates ingin menggambarkan sebuah dunia yang dipenuhi ketakutan dan kegelapan dalam cengkeraman kekuasaan voldermort, yang sedang menaungi dunia para penyihir dan manusia pada saat itu.apalagi dukungan efek cgi kembali mampu menjadi faktor kuat yang membuat segala keajaiban dunia sihir harrry potter berhasil ditampilkan dengan sempurna, baik itu adegan-adegan aksi spektakuler yang melibatkan adu mantra-mantra sihir, kejar-kejaran diudara, sampai salah satu yang paling mengesankan buat kita adalah kisah “tale of the three brothers” yang di sajikan dengan tampilan animated sequence yang sangat menarik.
Sudah menjadi rahasia umum bahwa franchise Harry Potter adalah tempat dimana aktor dan aktris kenamaan Inggris Raya berkumpul menjadi satu. Selain tiga karakter utamanya, Daniel Radcliffe, Rupert Grint dan Emma Watson dan karakter-karakter lama lainnya, The Deathly Hallows: Part 1 kembali dimeriahkan dengan kehadiran karakter baru seperti Bill Nighy sebagai Rufus Scrimgeour sang mentri sihir, John Hurt sebagai Ollivander sang pembuat tongkat sihir dan Rhys Ifans sebagai Xenophilius Lovegood, yang walaupun perannya bisa dibilang tidak banyak tapi sudah cukup memberikan daya tarik tersendiri.
Overall, The Deathly Hallows: Part 1 sejauh ini adalah yang terbaik dari seluruh seri Harry Potter yang ada. David Yates selaku sutradara sukses memanfaatkan momentum dibagi duanya kisah epik petualangan penyihir paling dicintai didunia ini, dengan menghadirkan separuh kisah seri terakhir ini dengan baik. Jelas sebuah “bekal” yang kuat bagi para penontonnya untuk menghadapi grand finale yang akan hadir tahun depan. Let’s get ready for the final one ! =)
(Hafilova/Kitareview.com)