“Jeffery Deaver berhasil membangun cerita yang luar biasa dibalik inti cerita yang agak standar”
DATA BUKU
- Judul Buku: Air Mata Iblis
- Jenis Buku: Novel
- Judul Asli: The Devil’s Teardrop
- Pengarang: Jeffery Deaver
- Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
- Bahasa: Indonesia
- Cetakan Pertama: Maret 2005
- Tebal Buku: 543 Halaman
- Dimensi Buku: 11 cm x 18 cm
- No. ISBN: 979-22-1216-7
- Website Resmi Penerbit: http://www.gramedia.com
- Harga:
- Gramedia: Rp.50.000 (Update September 2009)
- book.store.co.id: Rp.45.000 (Update September 2009)
- bukabuku.com: Rp.42.500 (Update September 2009)
TOKOH UTAMA
- Margaret Lukas
- Parker Kincaid
SINOPSIS
Pada malam Tahun Baru 1999, jam 9 pagi, seorang pria naik ke eskalator stasiun metro yang penuh sesak dan menembakkan senapan mesin berperedam ke tengah orang banyak. Dia lolos tak terlihat dalam kekacauan yang timbul. Belasan orang tewas dan terluka.
Satu jam kemudian, Wali Kota menerima surat tuntutan tebusan 20 juta dolar. Kalau tidak dipenuhi, si penulis surat akan menyuruh si pembunuh beraksi lagi pada jam 4,9, dan tengah malam… ratusan orang akan mati.
Namun kemudian ada laporan tabrak lari. Korbannya ternyata si penulis surat yang menjadi otak penembakan tersebut. Sekarang si penembak sinting tak bisa dilacak dan dihentikan…
Hanya surat tuntutan tebusan itu satu-satunya petunjuk. Maka Parker Kincaid dipanggil. Sebagai ahli pemeriksa dokumen forensik, Parker diharapkan bekerja sama dengan Margaret Lukas, agen yang menangani kasus ini. Di tangan mereka, teka-teki pembunuh misterius itu diharapkan terbongkar.
Satu jam kemudian, Wali Kota menerima surat tuntutan tebusan 20 juta dolar. Kalau tidak dipenuhi, si penulis surat akan menyuruh si pembunuh beraksi lagi pada jam 4,9, dan tengah malam… ratusan orang akan mati.
Namun kemudian ada laporan tabrak lari. Korbannya ternyata si penulis surat yang menjadi otak penembakan tersebut. Sekarang si penembak sinting tak bisa dilacak dan dihentikan…
Hanya surat tuntutan tebusan itu satu-satunya petunjuk. Maka Parker Kincaid dipanggil. Sebagai ahli pemeriksa dokumen forensik, Parker diharapkan bekerja sama dengan Margaret Lukas, agen yang menangani kasus ini. Di tangan mereka, teka-teki pembunuh misterius itu diharapkan terbongkar.
REVIEW
Jika kita melihat sinopsisnya, novel action-thriller yang bernafaskan dunia kriminal ini, menyajikan benang merah yang biasa: surat ancaman, tuntutan uang, dan pembunuhan. Akan tetapi, Jeffery Deaver berhasil membangun cerita yang luar biasa dibalik inti cerita yang agak standar itu, dengan memunculkan ide memburu seseorang dengan cara menelusuri sebuah tulisan tangan. Plot yang tidak datar dengan adanya twist yang mengagumkan, seakan-akan menjadi suplemen tambahan yang memperkokoh novel ini. Hal ini ditambah lagi dengan periode cerita novel ini yang hanya sekitar 24 jam, dan pencantuman waktu demi waktu di awal setiap bab, mampu menghadirkan ketegangan yang lebih bagi si pembaca.
Kekuatan lain dari novel ini adalah riset yang luar biasa cermat terhadap teknik penyelidikan dan pengejaran terhadap seorang tersangka oleh FBI. Bagaimana kompleksnya teknologi tingkat tinggi yang dimiliki dan digunakan oleh FBI benar-benar digambarkan dengan jelas. Penerapan ilmu psikolinguistik, grafoanalisis dan teknik pemeriksaan dokumen forensik di dalam novel ini, mampu membuat kita iri akan banyaknya pengetahuan yang dimiliki oleh sang penulis.
Jeffery Deaver berusaha memunculkan kesan ironis dengan penempatan setting waktu ceritanya, yaitu dengan adanya teror pembunuhan di malam menuju millenium baru yang mestinya menjadi malam yang membahagiakan bagi seluruh manusia. Penggambaran kota besar, seperti Washington DC yang menjadi pusat pemerintahan yang tidak lepas dari skandal, serta masalah rumah tangga dan percintaan tokoh protagonisnya, menjadi bumbu yang menambah kekuatan pembangunan jalan cerita, dan menjadikan para tokohnya menjadi lebih berkarakter.
Terakhir yang bisa anda peroleh dari novel ini adalah sebuah pelajaran. Bahwa tulisan bukan hanya sekedar coretan dan goresan di atas kertas yang tidak memiliki arti selain untuk menyampaikan pesan. Tetapi bisa memiliki arti sebagaimana sidik jari yang menjadi alat identifikasi pribadi alami seseorang yang tidak dimiliki oleh orang lain.
Kekuatan lain dari novel ini adalah riset yang luar biasa cermat terhadap teknik penyelidikan dan pengejaran terhadap seorang tersangka oleh FBI. Bagaimana kompleksnya teknologi tingkat tinggi yang dimiliki dan digunakan oleh FBI benar-benar digambarkan dengan jelas. Penerapan ilmu psikolinguistik, grafoanalisis dan teknik pemeriksaan dokumen forensik di dalam novel ini, mampu membuat kita iri akan banyaknya pengetahuan yang dimiliki oleh sang penulis.
Jeffery Deaver berusaha memunculkan kesan ironis dengan penempatan setting waktu ceritanya, yaitu dengan adanya teror pembunuhan di malam menuju millenium baru yang mestinya menjadi malam yang membahagiakan bagi seluruh manusia. Penggambaran kota besar, seperti Washington DC yang menjadi pusat pemerintahan yang tidak lepas dari skandal, serta masalah rumah tangga dan percintaan tokoh protagonisnya, menjadi bumbu yang menambah kekuatan pembangunan jalan cerita, dan menjadikan para tokohnya menjadi lebih berkarakter.
Terakhir yang bisa anda peroleh dari novel ini adalah sebuah pelajaran. Bahwa tulisan bukan hanya sekedar coretan dan goresan di atas kertas yang tidak memiliki arti selain untuk menyampaikan pesan. Tetapi bisa memiliki arti sebagaimana sidik jari yang menjadi alat identifikasi pribadi alami seseorang yang tidak dimiliki oleh orang lain.
Buat anda yang penyuka bacaan action-thriller, pasti akan menyukai novel ini. Apalagi setelah membaca review ini, anda jadi lebih tertarik lagi untuk membacanya kan? Hehehe..Yuks baca! 🙂
(-reeZ-/Kitareview.com)