Charlie: Si Jenius Dungu

1
1984

Charlie: Si Jenius Dungu
Novel ini sangat Kita rekomendasikan untuk dibaca, karena novel ini adalah novel fiksi yang menggunakan hipotesa yang meyakinkan..

DATA BUKU

    • Judul Buku:Charlie: Si Jenius Dungu
    • Jenis Buku: Novel
    • Genre: Fiksi – Suspense
    • Nama Penulis: Daniel Keyes
    • Penerbit: PT Ufuk Publishing House
    • Bahasa: Indonesia
    • Cetakan Pertama: Juni 2009
    • Tebal Buku: 457 halaman
    • Dimensi Buku (P x L): 12 x 18 cm
    • Website Resmi Penerbit: http://www.ufukpress.com
    • No.ISBN: 978-979-3330-20-4
    • Harga:
        • Gramedia: Rp.39.000 (Harga Update September 2010)

KARAKTER UTAMA

  • Charlie


SINOPSIS

CATATAN HARIAN SEORANG TERBELAKANG

Charlie, seorang penyapu lantai, terlahir dengan IQ 68 dan selalu jadi bahan olok-olok teman-temannya, hingga suatu saat eksperimen yang dimaksudkan untuk meningkatkan kecerdasan manusia mengubahnya menjadi seorang jenius.

Tapi kemudian, Algernon, seekor tikus yang sebelumnya sukses melalui eksperimen yang sama, mengalami kemunduran kecerdasan secara drastis dan akhirnya mati. Akankah hal yang sama akan terjadi pada Charlie?


REVIEW

Flowers for Algernon, demikian judul asli buku karangan Daniel Keyes yang menceritakan mengenai kisah hidup seorang manusia terbelakang dengan IQ 68. Novel ini sebenarnya terbit sekitar tahun 1959, namun baru dialihbahasakan ke dalam bahasa Indonesia untuk pertama kalinya pada Maret 2009, oleh Ufuk Press, dengan judul Charlie: Si Jenius Dungu. Selain Indonesia, buku ini telah diterjemahkan lebih dari 27 bahasa, di lebih dari 30 Negara.

Charlie Si Jenius Dungu, merupakan tokoh sentral dalam novel ini. Ia jauh dari pintar, namun ia memiliki pribadi yang menyenangkan. Terlahir dengan keterbatasan kemampuan berfikir menjadikan Ia secara halus diseret untuk dijadikan objek eksperimen penelitian, layaknya Algernon si tikus putih, yang sukses menjadi pintar oleh “Ilmu Pengetahuan”.

Eksperimen dilakukan. Ia kini menjadi pintar dan mampu belajar dari alam sekitar. IQ nya naik 3 kali lipat dari semula. Namun kepintarannya tidak lantas menjadikan orang disekitarnya tetap mencintainya. Justru karena kepintarannya orang disekitar merasa ‘terancam’, mereka merasa direndahkan. Kebencian mulai ada dari lingkungan sekitar, rasa iri tumbuh, dan cinta kasih mulai pudar. Charlie harus puas dengan itu semua, Ia tak lagi bisa merasakan suka cita dengan orang-orang yang dulu pernah menyayanginya.

“Something can be learn here that it is more important to be a good person than a smart person.”

Lalu ia hidup tak lagi menjadi tukang sapu. Ia kini menjelma menjadi manusia jenius dengan IQ diatas 180. Ia bisa hidup mandiri dan bisa merasakan jatuh cinta. Namun suatu saat, Algernon sang tikus putih yang mendapatkan eksperimen yang sama, mengalami kemunduran kecerdasan, lalu berakhir dengan kematian. Akankah hal sama menimpa Charlie?

Silahkan cari jawabannya pada novel Charlie Si Jenius Dungu–Novel fiksi yang menyuguhkan konflik antara kecerdasan intelektual, emosional, serta kebahagiaan yang dituturkan dengan gaya epistolary. Novel ini sangat Kita rekomendasikan untuk dibaca, karena novel ini adalah novel fiksi yang menggunakan hipotesa yang meyakinkan, hingga tak heran bila mendapatkan Hugo Award dan Nebula Award. Jangan sampai Anda melewatkan novel yang satu ini. Selamat membaca!

(Gandhi/Kitareview.com)

1 COMMENT

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here