“Novel ini mungkin bukan novel misteri terbaik yang muncul dalam tahun 2009, tapi tidak ada salahnya untuk dinikmati oleh penggemar misteri”
DATA BUKU
- Judul Buku: Nightmares
- Jenis Buku: Novel
- Genre: Fiksi – Misteri – Detektif
- Penulis: Alexander Bonaparte Cruz
- Penerbit: Masmedia Buana Pustaka
- Bahasa: Indonesia
- Cetakan Pertama: Maret 2009
- Tebal Buku: 322 + vi halaman
- Dimensi Buku (P x L): 14 cm x 21 cm
- No. ISBN: 978-602-8350-15-0
- Website Resmi Penerbit: http://www.masmediabooks.com
- Harga: –
KARAKTER UTAMA
- James Baldwin
- Samuel Bloomberg
- Alexander Ross
- Marie, Frank
SINOPSIS
James Baldwin, seorang anak yatimi-piatu, menjalani rutinitas hariannya di kota kecil Watercrock yang damai, sampai suatu ketika, mimpi-mimpi buruk datang menerornya. Secara mengejutkan, semua mimpi buruk itu menjadi kenyataan keesokan harinya. Satu persatu orang-orang yang ada dalam mimpinya mati mengenaskan dengan luka tusuk dan sayatan di sekujur tubuh. Mirip dengan korban Jack the Ripper yang menghantui kota Whitecapel, London, Inggris, pada tahun 1888.
REVIEW
Bagi mereka yang tidak terbiasa membaca novel-novel Barat, kecuali karya Dan Brown (yang bertempo cepat), novel ini mungkin akan terasa sangat membosankan pada beberapa [puluh] halaman pertama. Namun sebaliknya, bagi mereka yang terbiasa atau malah fanatik dengan novel-novel bertempo lambat dan memiliki detail yang kuat, mungkin akan menyukainya. Penulis memang senang sekali membuat deskripsi yang rinci dan malah dalam beberapa kalimat sampai memasukkan unsur emosional dari sang narator. Namun kebekuan suasana akan segera mencair sesegera mungkin, sesegera pembunuhan pertama terjadi dalam novel ini. Bukankah adegan pisau mengoyak tubuh manusia dan darah mengalir keluar, adalah saat yang paling ditunggu dari sebuah novel pembunuhan?
Dalam novel ini, sang tokoh utama, James Baldwin, digambarkan sebagai karakter yang labil dan lemah dengan masa lalu yang berkabut. Jadi jangan berharap akan ada banyak action
tentang bagaimana James mencoba mencegah pembunuhan-pembunuhan itu,
karena penekanan novel ini lebih kepada sisi psikologis James, dan
teka-teki yang harus dipecahkan. Adegan aksi yang cukup intens baru
bisa Anda nikmati pada bagian akhir, saat ada dua tokoh yang mengalami
konfrontasi fisik, dan pada akhirnya harus diselesaikan dengan ending yang menggantung.
Hal yang cukup bagus adalah, Anda bisa meyakini bawa penulis tidak berbohong saat ia mengatakan bahwa ia mengidolakan penulis-penulis besar, seperti Arthur Conan Doyle, Agatha Christie, dan Stephen King. Suasana Watercrock yang dibuat gelap dan suram serta atribut ke-Inggris-an ala novel detektif, akan membuat Anda lupa bahwa novel yang Anda baca sebenarnya dibuat oleh orang yang bukan orang Inggris.Untuk menambah bobot pada deskripsinya, penulis tidak lupa memasukkan beberapa istilah ilmiah dan penafsiran bebas dari teori mimpi Freud, hipnosis, dan Satanic Ritual Abuse (SRA) yang menjadi salah satu poin dalam cerita ini. Di balik semua itu, Anda juga pastinya akan diajak untuk menjawab pertanyaan klasik yang wajib ada dalam genre closed mystery: “Siapakah pelakunya?”. Jawabannya akan Anda temukan pada bagian akhir cerita.
Dalam novel ini, sang tokoh utama, James Baldwin, digambarkan sebagai karakter yang labil dan lemah dengan masa lalu yang berkabut. Jadi jangan berharap akan ada banyak action
tentang bagaimana James mencoba mencegah pembunuhan-pembunuhan itu,
karena penekanan novel ini lebih kepada sisi psikologis James, dan
teka-teki yang harus dipecahkan. Adegan aksi yang cukup intens baru
bisa Anda nikmati pada bagian akhir, saat ada dua tokoh yang mengalami
konfrontasi fisik, dan pada akhirnya harus diselesaikan dengan ending yang menggantung.
Hal yang cukup bagus adalah, Anda bisa meyakini bawa penulis tidak berbohong saat ia mengatakan bahwa ia mengidolakan penulis-penulis besar, seperti Arthur Conan Doyle, Agatha Christie, dan Stephen King. Suasana Watercrock yang dibuat gelap dan suram serta atribut ke-Inggris-an ala novel detektif, akan membuat Anda lupa bahwa novel yang Anda baca sebenarnya dibuat oleh orang yang bukan orang Inggris.Untuk menambah bobot pada deskripsinya, penulis tidak lupa memasukkan beberapa istilah ilmiah dan penafsiran bebas dari teori mimpi Freud, hipnosis, dan Satanic Ritual Abuse (SRA) yang menjadi salah satu poin dalam cerita ini. Di balik semua itu, Anda juga pastinya akan diajak untuk menjawab pertanyaan klasik yang wajib ada dalam genre closed mystery: “Siapakah pelakunya?”. Jawabannya akan Anda temukan pada bagian akhir cerita.
Dalam hal pengemasan, sayangnya novel ini kurang memuaskan. Beberapa salah ketik sebagai kelalaian editor dan cetakan yang kurang rapi, serta layout cipratan darah di setiap halaman mungkin akan sedikit mengganggu mata pembaca. Novel ini mungkin bukan novel misteri terbaik yang muncul dalam tahun ini, dan bahkan masih jauh dari tingkatan itu, tapi tidak ada salahnya untuk dinikmati oleh penggemar misteri.
(Rivai/Kitareview.com)