“Buku ini cocok untuk Anda yang memang menyukai ‘cita rasa’ Italia yang kental!”
DATA BUKU
- Judul Buku: Santapan Cinta – The Food of Love
- Jenis Buku: Novel
- Genre: Fiksi – Romantis – Dewasa
- Penulis: Anthony Capella
- Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
- Bahasa: Indonesia
- Cetakan Pertama: Februari 2008
- Tebal Buku: 504 halaman
- Dimensi Buku (P x L): 11 x 18 cm
- Website Resmi Penerbit: http://www.gramedia.com
- No. ISBN: 978-979-22-3516-6
- Harga:
- Gramedia: Rp.55.000 (Harga Update Januari 2010)
SINOPSIS
Laura Patterson belajar sejarah seni di Roma. Ia memutuskan mulai sekarang hanya akan berkencan dengan pria yang pintar memasak.
Tommaso Massi, tampan dan jago merayu, mengatakan pada Laura bahwa ia chef di salah satu restoran terbaik di Italia. Padahal sebetulnya, ia hanya pelayan biasa.
Teman baiknya, Bruno. Dialah yang chef, yang kemudian dimintai bantuan. Namun ketika ia juga jatuh cinta pada Laura, masalah pun timbul….
Tommaso Massi, tampan dan jago merayu, mengatakan pada Laura bahwa ia chef di salah satu restoran terbaik di Italia. Padahal sebetulnya, ia hanya pelayan biasa.
Teman baiknya, Bruno. Dialah yang chef, yang kemudian dimintai bantuan. Namun ketika ia juga jatuh cinta pada Laura, masalah pun timbul….
KARAKTER UTAMA
- Bruno
- Laura Patterson
- Tommaso Massi
REVIEW
The Food of Love merupakan novel pertama Anthony Capella. Ide ceritanya sendiri diilhami oleh pementasan drama berjudul Cyrano de Bergerac yang ditulis Edmond Rostand tahun 1897. Drama ini menceritakan tentang Cyrano de Bergerac yang memiliki hidung aneh dan panjang. Ia jatuh cinta pada Roxanne, sepupunya yang cantik. Namun, perasaan rendah dirinya selalu menghalangi niatnya untuk memiliki Roxanne. Maka, ia membantu Christian, temannya, untuk mendapatkan Roxanne melalui surat-surat cinta yang ditulisnya sepenuh jiwa.
Dalam novel ini, tokoh Bruno merupakan “duplikat” Cyrano de Bergerac. Ia bahkan digambarkan minder karena merasa hidungnya panjang (hal. 424). Namun, alih-alih mengungkapkan cinta melalui surat-surat yang indah, tokoh Bruno di sini merupakan seorang chef yang ‘santapan cinta’-nya mampu membuat orang yang mencicipinya menjadi bergairah. Masakan-masakan yang dibuatnya diilhami oleh Laura, gadis Amerika yang sangat dicintainya. Semua masakan itu memang membuat Laura tergila-gila, tetapi bukan pada Bruno, melainkan pada Tommaso Massi, pemuda tampan sahabat baik Bruno, yang mengaku pada Laura bahwa semua resep itu adalah hasil kreasinya.
Buku ini tidak Kita rekomendasikan untuk pembaca di bawah umur mengingat banyaknya adegan percintaan yang digambarkan secara vulgar. Perpaduan tulisan detail tentang masakan Italia, konflik cinta segitiga dan gairah sudut-sudut kehidupan kota abadi Roma membuat buku ini menjadi unik, sekaligus agak membosankan karena alurnya mudah ditebak. Namun, bagi para pecinta masakan, buku ini akan menambah wawasan tentang seluk-beluk kuliner Italia yang sangat terkenal di dunia, tidak hanya seputar pizza dan spaghetti, tetapi juga resep-resep kuno yang diwariskan turun-temurun. Bahan-bahan dan cara pembuatannya bahkan dituliskan lengkap dalam email-email Bruno kepada Laura (meskipun agak sulit untuk diaplikasikan karena banyak bahan yang tidak tersedia di supermarket Indonesia :)).
Buku ini cocok untuk Anda yang memang menyukai “cita rasa” Italia yang kental!
Dalam novel ini, tokoh Bruno merupakan “duplikat” Cyrano de Bergerac. Ia bahkan digambarkan minder karena merasa hidungnya panjang (hal. 424). Namun, alih-alih mengungkapkan cinta melalui surat-surat yang indah, tokoh Bruno di sini merupakan seorang chef yang ‘santapan cinta’-nya mampu membuat orang yang mencicipinya menjadi bergairah. Masakan-masakan yang dibuatnya diilhami oleh Laura, gadis Amerika yang sangat dicintainya. Semua masakan itu memang membuat Laura tergila-gila, tetapi bukan pada Bruno, melainkan pada Tommaso Massi, pemuda tampan sahabat baik Bruno, yang mengaku pada Laura bahwa semua resep itu adalah hasil kreasinya.
Buku ini tidak Kita rekomendasikan untuk pembaca di bawah umur mengingat banyaknya adegan percintaan yang digambarkan secara vulgar. Perpaduan tulisan detail tentang masakan Italia, konflik cinta segitiga dan gairah sudut-sudut kehidupan kota abadi Roma membuat buku ini menjadi unik, sekaligus agak membosankan karena alurnya mudah ditebak. Namun, bagi para pecinta masakan, buku ini akan menambah wawasan tentang seluk-beluk kuliner Italia yang sangat terkenal di dunia, tidak hanya seputar pizza dan spaghetti, tetapi juga resep-resep kuno yang diwariskan turun-temurun. Bahan-bahan dan cara pembuatannya bahkan dituliskan lengkap dalam email-email Bruno kepada Laura (meskipun agak sulit untuk diaplikasikan karena banyak bahan yang tidak tersedia di supermarket Indonesia :)).
Buku ini cocok untuk Anda yang memang menyukai “cita rasa” Italia yang kental!
(Mida/Kitareview.com)
