“..pembaca tidak akan berhenti dibuat kagum oleh daya imajinasi pengarang.”
DATA BUKU
- Judul Buku: The Gargoyle
- Jenis Buku: Novel
- Nama Pengarang: Andrew Davidson
- Penerbit: Canon Gate (Inggris)
- Bahasa: Inggris
- Cetakan Pertama: 2008
- Tebal Buku: 499 Halaman
- Dimensi Buku (P x L): 13 cm x 20 cm
- No. ISBN: 030-73-8867-0
- Website Resmi Penerbit: http://www.canongate.net
- Harga:
- Amazone.com: US$ 10,2 (Update Juli 2009)
DATA LAINNYA
- Penerbit Indonesia: Kantera
- Bahasa: Indonesia
- Cetakan Pertama: 2009
- Tebal Buku: 602 Halaman
- Dimensi Buku (P x L): 15,5 cm x 23,5 cm
- No. ISBN: 979-19-2401-6
- Website Resmi Penerbit:
- Harga:
- Toko Gunung Agung: Rp.89.900 (Update Juli 2009)
KARAKTER UTAMA
- Unknown Character
- Marianne Engel
- Nan Edwards
- Gregor Hnatiuk
- Sayuri Mizumoto
SINOPSIS
Tetapi ini barulah awal mulanya. Suatu hari, Marianne Engel, seorang pemahat patung gargoyle yang bebas dan memikat memasuki kehidupannya dan mengaku bahwa mereka berdua adalah sepasang kekasih di Jerman masa lampau.Menurut pengakuannya, si tokoh utama adalah seorang tentara yang terbakar parah sementara Marianne adalah seorang biarawati dan seorang penulis naskah literatur yang merawat si tokoh utama hingga sehat kembali di gereja Engelthal yang terkenal. Dalam penceritaan kisah mereka, seperti Scheherazade (seorang ratu yang menjadi tokoh di kisah Seribu Satu Malam yang bercerita kepada rajanya), Marianne menggambarkan kisah-kisah cinta dari Jepang, Islandia, Itali dan Inggris, dalam proses ini si tokoh utama merasa dirinya kembali hidup dan kembali cinta.
REVIEW
Bukan hanya itu, ia juga terpaksa diamputasi kejantanannya alias ‘terong jepang’nya (kenapa terong jepang? kan dia bule. Terong bule aja kalo gitu:) Maafkan keragaman kosa kata Kita sebelumnya). Sebab ‘terong bule’-nya terbakar sedemikian rupa hingga gosong seperti korek api yg telah hangus, setidaknya begitulah pendeskripsian si tokoh utama atas ‘terong bule’ tersayangnya pasca kecelakaan.
Ironinya, profesi si tokoh utama sebelum musibah tersebut adalah bintang porno top dengan badan bak patung yunani, wajah yang rupawan dan tentu saja ‘terong bule’ nya yang tidak pernah mengecewakan ‘rekan kerja’nya di layar kaca. Kasihan sekali, sang bintang porno kehilangan asetnya yang paling berharga. Kita tak tahu mesti menangis atau tertawa.
Tentu saja berakhir sudah karir sang bintang porno. Bukan hanya itu, iapun kehilangan teman-temannya yang kini justru merasa jijik melihat wujudnya setelah kebakaran tersebut. Jadilah ia kini sendirian, kesepian, kehilangan mata pencaharian, dan juga kehilangan harapan. Tiba-tiba di tengah badai kehidupan yang sedang menggampar bolak balik
‘Jakarta-Singapura’ muka sang tokoh utama, datang seorang wanita bernama Marianne Engel kedalam kehidupannya yang mengaku telah menanti sang tokoh utama selama 700 tahun.Marianne Engel dengan penuh kelembutan membelai tiap lekuk tubuh sang tokoh utama yang telah hangus terbakar. Ia tidak merasa jijik, melainkan penuh rasa rindu. Ia merasa bisa membantu tokoh utama untuk memiliki keyakinan kepada Tuhan. Cerita sang tokoh utama menjadi manusia yang lebih baik dipenuhi misteri dan hal-hal mistik, terutama kisah yang meliputi Marianne Engel, yang membutuhkan keyakinan dari pembacanya untuk percaya.
Tiap bagian dari kisah ini memiliki daya tarik sendiri dan inilah yang membuat Kita kecanduan untuk terus membacanya non-stop walaupun jam sudah menunjukan jam setengah empat pagi! Secara keseluruhan buku ini menarik, antara nyata dan khayal, dan pembaca tidak akan berhenti dibuat kagum oleh daya imajinasi pengarang.
Sensasi yang Kita rasakan ketika membacanya mungkin serupa seperti saat Kita membaca The DaVinci Code, minus pembunuhan dan aksi laga tentu saja. Walaupun akhir cerita ini Kita rasakan sedikit anti-klimaks, sama sekali tidak seperti yang Kita bayangkan atau harapkan. Sebab mungkin di sudut hati Kita mengharapkan akhir yang penuh magis dan revelation,ibarat pencerahan tentang jati diri Marianne Engel sebenarnya yang dipaparkan dengan gamblang. Walaupun begitu, tetap tidak mengecewakan, karena dia memenuhi ekspektasi suatu cerita yang bagus yang dihidupkan oleh pengarang dengan sangat baik melalui tulisannya.
(Dewi/Kitareview.com)