“Buku ini ditulis dengan bahasa yang ringan dan mudah dicerna.”
DATA BUKU
- Judul Buku: The Men’s Guide to The Women’s Bathroom
- Jenis Buku: Novel
- Nama Pengarang: Jo Barrett
- Penerbit: Gagas Media
- Bahasa: Indonesia
- Cetakan Pertama: 2009
- Tebal Buku: 382 Halaman
- Dimensi Buku (P x L): 14 cm x 20 cm
- No. ISBN: 979-78-0332-5
- Website Resmi Penerbit: http://www.gagasmedia.net
- Harga:
- Toko Gunung Agung: Rp.38.000 (Update Juli 2009)
- BukuKita.com: Rp.32.300 (Update Juli 2009)
KARAKTER UTAMA
- Claire St. John
- Jake Armstrong
SINOPSIS
Ketika Claire St. John meninggalkan New York lalu kembali ke Austin, Texas, dia baru menyadari fakta bahwa nasihat terbaik yang pernah ia dapatkan justru berasal dari orang asing yang dikenalnya di toilet perempuan. Seandainya saja ia menemukan kebijaksanaan ini JAUH sebelum menikah, pasti dia tak perlu merasakan sakitnya bercerai seperti sekarang.
Sambil bersumpah hidup tanpa lelaki selamanya, Claire mengambil langkah ekstrem : berhenti dari pekerjaan dan menulis buku self help pertamanya. Buku yang membahas secara detail tentang apa yang sebenarnya terjadi di ‘tempat suci para perempuan’.
Sembari membongkar satu demi satu rahasia di balik pintu toilet perempuan, Claire harus menyesuaikan diri dengan kehidupan kerenya sebagai pengangguran banyak acara. Tapi di luar itu semua, dia masih harus menguasai diri dari godaan pesona pengusaha makanan organic, Jake Armstrong. Laki-laki ini bisa menjadi ancaman besar bagi puasa cowok yang direncanakannya.
Apakah sekali ini Claire berhasil menemukan keseimbangan hidup atau malah kembali menyaksikan kehidupan cintanya melenggang pergi dengan ending menyedihkan?
Sambil bersumpah hidup tanpa lelaki selamanya, Claire mengambil langkah ekstrem : berhenti dari pekerjaan dan menulis buku self help pertamanya. Buku yang membahas secara detail tentang apa yang sebenarnya terjadi di ‘tempat suci para perempuan’.
Sembari membongkar satu demi satu rahasia di balik pintu toilet perempuan, Claire harus menyesuaikan diri dengan kehidupan kerenya sebagai pengangguran banyak acara. Tapi di luar itu semua, dia masih harus menguasai diri dari godaan pesona pengusaha makanan organic, Jake Armstrong. Laki-laki ini bisa menjadi ancaman besar bagi puasa cowok yang direncanakannya.
Apakah sekali ini Claire berhasil menemukan keseimbangan hidup atau malah kembali menyaksikan kehidupan cintanya melenggang pergi dengan ending menyedihkan?
REVIEW
Dari judulnya, orang tidak akan ada yang menyangka buku ini BUKAN sebuah buku self-help. Buku ini asli sebuah novel (terlihat dari tulisan kecil ‘a novel’ yang ada di atas judulnya) yang ditujukan untuk para perempuan. Bagi Kita (perempuan), toilet bukan hanya tempat untuk buang hajat, tapi juga merupakan sebuah tempat dimana Kita bebas membicarakan tentang laki-laki dan rahasia-rahasia terburuk Kita tanpa diketahui para lelaki. =)
Buku ini ditulis dengan bahasa yang ringan dan mudah dicerna. Sayangnya, pengarang kurang detail dalam menceritakan kehidupan Claire. Apa yang terjadi pada pernikahannya, bagaimana pernikahan itu berakhir, kehidupannya sebelum pindah ke Austin, perkenalannya dengan Jake Armstrong, hingga hal-hal kecil seperti kehidupannya sehari-hari. Semuanya ditulis hanya berupa garis besar, walhasil setelah buku selesai di baca, masih ada perasaan bahwa pembaca kurang begitu mengenal tokoh utama. Selain itu ide pembuatan buku self-help Claire seharusnya bisa lebih digali lagi, karena dalam cerita ini, ide tersebut rasanya hanya bersifat sebagai tempelan saja dalam kehidupan Claire.
Buku ini bisa menjadi pilihan bila anda sedang kurang kerjaan, atau bahkan terlalu banyak kerjaan, sehingga membutuhkan pengalih perhatian. Satu yang menjadi bahan pemikiran setelah selesai membaca, alangkah menyenangkannya bila semua toilet perempuan di tempat umum, setidaknya mendekati toilet-toilet yang digambarkan di buku ini…=p
(Moyya/Kitareview.com)
Buku ini ditulis dengan bahasa yang ringan dan mudah dicerna. Sayangnya, pengarang kurang detail dalam menceritakan kehidupan Claire. Apa yang terjadi pada pernikahannya, bagaimana pernikahan itu berakhir, kehidupannya sebelum pindah ke Austin, perkenalannya dengan Jake Armstrong, hingga hal-hal kecil seperti kehidupannya sehari-hari. Semuanya ditulis hanya berupa garis besar, walhasil setelah buku selesai di baca, masih ada perasaan bahwa pembaca kurang begitu mengenal tokoh utama. Selain itu ide pembuatan buku self-help Claire seharusnya bisa lebih digali lagi, karena dalam cerita ini, ide tersebut rasanya hanya bersifat sebagai tempelan saja dalam kehidupan Claire.
Buku ini bisa menjadi pilihan bila anda sedang kurang kerjaan, atau bahkan terlalu banyak kerjaan, sehingga membutuhkan pengalih perhatian. Satu yang menjadi bahan pemikiran setelah selesai membaca, alangkah menyenangkannya bila semua toilet perempuan di tempat umum, setidaknya mendekati toilet-toilet yang digambarkan di buku ini…=p
(Moyya/Kitareview.com)
