“Yang menjadi nilai plus dari film ini menurut Kita adalah latar belakang waktu yang membuat Kita terbang kembali ke tahun 1980.”
DATA FILM
- Judul Film: The Killer Elite
- Genre: Action
- Sutradara: Gary McKendry
- Produser: Michael Boughen – Tony Winley – Steve Chasman – Sigurjón Sighvatsson
- Penulis skenario: Matt Sherring
- Musik: Johnny Klimek – Reinhold Heil
- Sinematografi: Simon Duggan
- Studio Produksi: Ambience Entertainment – Palomar Pictures – Omnilab Media
- Distributor: Open Road Films
- Negara: Amerika
- Bahasa: Inggris
- Durasi: 116 menit
- Tahun rilis: 23 September 2011
PEMERAN UTAMA
- Jason Statham sebagai Danny Bryce
- Clive Owen sebagai opsir Spike Logan
- Yvonne Strahovski sebagai Anne Frazier
- Robert De Niro sebagai Hunter
- Dominic Purcell sebagai Davies
SINOPSIS
Pada tahun 1980, sekelompok pembunuh bayaran: Danny Bryce, Hunter, Davies dan Meier melakukan perjalanan ke Mexico. Disana, Danny terpaksa harus membunuh seseorang didepan anaknya. Sejak kejadian itu, Danny pensiun sebagai pembunuh bayaran dan hidup menyepi di sebuah peternakan di Australia.
Setahun kemudian, dia menerima paket berisi foto Hunter yang dijadikan sandera dan sebuah tiket untuk terbang ke Oman. Singkat kata, jika Danny tidak setuju membalaskan dendam seorang pengusaha kaya bernama Sheikh Amr, maka Hunter akan dibunuh.
Dilema yang dialami Danny bukan saja karena Hunter adalah sahabat baiknya, tapi juga ketiga orang yang harus ia bunuh adalah mantan anggota pasukan khusus SAS yang sangat terlatih. Padahal, Sheikh Amr meminta proses pembunuhan dan pengakuan dari ketiga orang bahwa mereka betul membunuh putra Sheikh, direkan ke dalam kaset dan ditunjukkan kepadanya.
Jalan apa yang akan diambil Danny?
TRAILER
REVIEW
Sensasi nonton film sesungguhnya menurut Kita adalah tidak tahu sama sekali mengenai film apa yang akan Kita tonton. Seandainya Kita membaca ringkasan cerita ini sebelumnya, sudah dipastikan film aksi semacam ini akan Kita coret dari daftar tonton. Untunglah Kita terlanjur duduk dan terhibur dengan film ini sampai akhir (bahkan sebelum Kita tahu judulnya!)
Dibintangi oleh nama-nama besar dan konon didasari oleh sebuah kisah nyata, film ini tidak hanya melulu soal dor-dor an. Ada intrik lain yang saling membelit di dalamnya dan menambah bobot sebuah film aksi. Misalnya, ada konflik hati nurani, kepentingan politik, perang, dendam, cinta dan rahasia gelap yang harus ditutupi.
Dengan melihat judulnya, harusnya penonton tidak akan kaget bila banyak darah yang tersembur sadis di sepanjang durasi. Meski diadaptasi dari sebuah novel lama mengenai organisasi rahasia berjudul ‘The feather men’, film ini tidak terlalu banyak fokus pada organisasi itu sendiri. Sebaliknya, film ini lebih menyorot kebencian seorang ayah yang begitu besar hingga melibatkan banyak pihak tak bersalah. Nilai moral yang jelas tersirat dari film ini adalah dendam selalu mahal harganya. Labirin dendam biasanya tidak berujung dan terus meminta tumbal nyawa yang tidak bersalah.
Yang menjadi nilai plus dari film ini menurut Kita adalah latar belakang waktu yang membuat Kita terbang kembali ke tahun 1980. Segar rasanya melihat mobil seri lawas, fashion dan gaya rambut jadul serta teknologi yang tidak terlalu canggih, ditengah gempuran film super modern dengan teknologi yang tidak terbayangkan.
Ingin melepas rindu pada akting sang veteran Robert DeNiro yang ‘numpang lewat’ di film ini? Tunggu apa lagi?
(Nakizura/Kitareview.com)