Taxi Driver

Setiap malam dengan taksinya ia menyusuri jalanan Manhattan dan melihat berbagai macam penderitaan serta “penyakit“ sosial yang ada di masyarakat. Seperti prostitusi dan para penguna narkoba yang membuatnya muak. Namun ironisnya, Travis sendiri memiliki kegemaran mengunjungi bioskop porno yang menjadi satu2nya hiburan kegemarannya.

Di tengah kesepian hidupanya, Travis tertarik pada Betsy, seorang wanita yang bekerja sebagai juru kampanye seorang senator. Pada awalnya perkenalan Travis dan Betsy berjalan dengan lancar bahkan Travis berhasil mengajak Betsy kecan. Namun kecan mereka berakhir buruk yang mengakibatkan Travis menjadi kesal dan bertambah depresi yang secara tidak langsung membuat mental Travis terganggu.

Travis kemudian mencari jalannya sendiri, jalan kekerasan untuk mencari pembenaran atas apa yang selama ini ia percayai sebagai kebenaran, yakni degradasi moral, yang ditunjukannya dengan menyelamatkan Iris, seorang pelacur berusia 12 tahun. Jalan yang diambil Travis ini begitu ekstrim dan berbahaya dimana pada akhir film penonton akan diikejutkan dengan tindakan yang dilakukan Travis.

Dan bukan hanya itu, sutradara bertangan dingin ini juga ingin menunjukan semangat kehidupan Amerika pada akhir 70-an dimana pada saat itu ekonomi Amerika masih berusaha bangkit kembali setelah kalah dari perang Vietnam, serta kembalinya para veteran perang yang mewarnai kehidupan sosial pada waktu itu.

Film yang berdurasi 113 menit ini disajikan dengan alur yang cukup lambat seperti kebanyakan film-film Scorscase lainnya, yang bertujuan untuk memberikan kesempatan De Niro untuk mengembangkan karakternya. Dan hal tersebut tidak di sia-sia kan oleh De Niro yang mampu mewakili karakter Travis dengan baik. Walaupun harus diakui penampilannya di Taxi Driver bukanlah penampilan terbaiknya. Namun sejelek-jeleknya De Niro bermain, selalu mampu mempesona penontonnya dengan kharismanya.

Ada hal yang cukup mengganggu pada film ini, yaitu penggunaan musik scoring-nya yang terkesan berulang ulang sehingga bagi penonton yang menyadarinya akan cukup menggangu. Sepertinya hanya ada 2 musik scoring yang selalu diputar berulang ulang, bahkan pada saat piringan hitam di film ini diputar pun, musik yang di alunkan pun sama dengan musik scoring-nya. Mungkin saja hal tersebut sengaja dilakukan untuk memperkuat kesan depressing pada film ini.

Overall, Taxi Driver jelas adalah salah satu karya terbaik dari Martin Scorcase. Dengan cerita yang kuat dan dengan dukungan aktor sekaliber Robert De Niro, membuat film ini mampu memberikan sebuah gambaran yang cukup realistis tentang kehidupan masyarakat Amerika. Khususnya masyarakat kota New York pada era 70-an lengkap dengan segala konfilk sosial yang terjadi pada masyarakatnya.

(Hary/Kitareview.com)