“Sebuah film drama realistis yang kuat!”
DATA FILM
- Judul film: East of Eden
- Genre: Drama
- Sutradara: Elia Kazan
- Produser: Elia Kazan
- Penulis skenario: Paul Osborn
- Studio Produksi: Warner Bros. Pictures
- Distributor: Warner Bros. Pictures Distribution
- Negara: USA
- Bahasa: Inggris
- Durasi: 115 menit
- Tahun Rilis: 1955
DATA LAINNYA
- Penghargaan yang diperoleh:
- Academy Award 1956
- Jo van Fleet untuk Pemeran pembantu wanita terbaik (menang)
- James Dean (Aktor Terbaik), merupakan nominasi Academy Award posthumous pertama yang diberikan (nomasi)
- Elia Kazan untuk Sutradara Terbaik (nomasi)
- Paul Osborn untuk Best screenplay (nomasi)
- Academy Award 1956
PEMERAN UTAMA
- James Dean sebagai Caleb ‘Cal’ Trask
- Julie Harris sebagai Abra
- Raymond Massey sebagai Adam Trask
- Burl Ives sebagai Sam the Sheriff
- Richard Davalos sebagai Aron Trask
- Jo Van Fleet sebagai Kate
- Albert Dekker sebagai Will Hamilton
- Lois Smith sebagai Anne
- Harold Gordon sebagai Gustav Albrecht
- Nick Dennis sebagai Rantani
SINOPSIS
Dengan setting di Amerika sebelum perang dunia I, film ini bercerita tentang dua bersaudara yang berbeda sifat yang saling berebut kasih sayang dari ayah mereka yang sangat dogmatis. Cal Trask sang adik, adalah pemuda murung ,sering menyendiri dan selalu bersaing dengan kakaknya Aaron yang selalu menjadi anak laki-laki yang favorit dan sempurna bagi ayah mereka.
Kehidupan mulai berubah saat Perang Dunia I pecah, ayah mereka mengalami kerugian di bisnis selada. Cal mencoba membantu (dan membeli cinta ayahnya), tetapi akhirnya menyadari bahwa dia tidak akan mendapatkannya dengan cara apapun, dia akan selalu menjadi kambing hitam keluarga. Kemudian Cal juga menemukan ibu kandungnya yang ternyata belum meninggal seperti diceritakan ayahnya.
Dengan caranya sendiri Cal mengajarkan Aaron untuk masuk ke dunianya, bahwa segala yang diajarkan oleh ayahnya adalah bertentangan dengan kenyataan yang ada.
Kehidupan mulai berubah saat Perang Dunia I pecah, ayah mereka mengalami kerugian di bisnis selada. Cal mencoba membantu (dan membeli cinta ayahnya), tetapi akhirnya menyadari bahwa dia tidak akan mendapatkannya dengan cara apapun, dia akan selalu menjadi kambing hitam keluarga. Kemudian Cal juga menemukan ibu kandungnya yang ternyata belum meninggal seperti diceritakan ayahnya.
Dengan caranya sendiri Cal mengajarkan Aaron untuk masuk ke dunianya, bahwa segala yang diajarkan oleh ayahnya adalah bertentangan dengan kenyataan yang ada.
TRAILER
REVIEW
Film yang diangkat dari novel John Steinbeck ini memiliki tema yang cukup sederhana, persaingan dua anak laki-laki untuk mendapatkan simpati dari ayah mereka (tentunya agak berbeda dengan film Legend of the Falls ;D). Seperti banyak film yang diangkat dari novel, banyak penggemar novel yang lalu memprotes apa yang ditampilkan pada film tersebut karena jauh dibawah kualitas novelnya, tetapi pada kasus East of Eden tidak demikian. Sutradara Elia Kazan dan penulis skenario Paul Osborn patut mendapatkan pujian, hal ini terbukti dengan nama keduanya masuk nominasi Academy Award.
Di tiap film, kita tentunya selalu lebih memperhatikan aktor yang kita kenal, maka di film ini juga pada awalnya kita akan lebih terbawa ke pembawaan karakter “Cal” yang sangat sempurna dibawakan oleh James Dean. James yang mempunyai aura “cool and rebellious” di wajahnya sangat cocok memerankan Cal si kambing hitam keluarga yang selalu keluyuran sendiri dan ingin memberontak terhadap segala hal yang diajarkan ayahnya.
Saya membayangkan jika orang-orang Indonesia menonton film ini di tahun 1950 seperti tahun pembuatannya, maka semua orang pasti akan lebih bersimpati pada tokoh Ayah yang selalu jujur dan menjalankan perintah agama, dan juga si Kakak, Aaron yang selalu ceria dan memiliki kehidupan dan tujuan yang pasti. Tapi mungkin hal inilah juga yang mengganggu si penulis novel, yang akhirnya membuat novel tersebut dan karakter Cal yang lebih bebas dan sinis sebagai sindiran bahwa tidak semua orang itu suci, semua orang pasti memiliki sisi gelap, setiap orang yang taat pada agama adalah orang yang egois karena dengan mengatasnamakan ajaran agama, dia akan selalu dapat menjustifikasi tindakannya.
Sebuah film drama realistis yang kuat!
(carLos/Kitareview.com)
Di tiap film, kita tentunya selalu lebih memperhatikan aktor yang kita kenal, maka di film ini juga pada awalnya kita akan lebih terbawa ke pembawaan karakter “Cal” yang sangat sempurna dibawakan oleh James Dean. James yang mempunyai aura “cool and rebellious” di wajahnya sangat cocok memerankan Cal si kambing hitam keluarga yang selalu keluyuran sendiri dan ingin memberontak terhadap segala hal yang diajarkan ayahnya.
Saya membayangkan jika orang-orang Indonesia menonton film ini di tahun 1950 seperti tahun pembuatannya, maka semua orang pasti akan lebih bersimpati pada tokoh Ayah yang selalu jujur dan menjalankan perintah agama, dan juga si Kakak, Aaron yang selalu ceria dan memiliki kehidupan dan tujuan yang pasti. Tapi mungkin hal inilah juga yang mengganggu si penulis novel, yang akhirnya membuat novel tersebut dan karakter Cal yang lebih bebas dan sinis sebagai sindiran bahwa tidak semua orang itu suci, semua orang pasti memiliki sisi gelap, setiap orang yang taat pada agama adalah orang yang egois karena dengan mengatasnamakan ajaran agama, dia akan selalu dapat menjustifikasi tindakannya.
Sebuah film drama realistis yang kuat!
(carLos/Kitareview.com)