“Adegan yang bersifat dewasa, sadis maupun kekerasan yang ditampilkan tidak tanggung-tanggung.”
DATA FILM
- Judul Film: I Saw The Devil
- Genre: Crime – Horor – Drama – Thriller
- Sutradara: Kim Ji-woon
- Produser: Kim Hyung-Woo – Jo Sung-Won – Kim Jae-Young – Kim Jung-Hwa
- Penulis: Park Hoon-Jung
- Studio Produksi: Showbox/Mediaplex
- Distributor: Showbox/Mediaplex(South Korea)Magnet Releasing(US)
- Negara: Korea Selatan
- Bahasa: Korea
- Durasi : 144 menit
- Tanggal Rilis:
- 12 Augutus 2010 (Korea Selatan)
- 4 Maret 2011 (Amerika Serikat)
PEMERAN UTAMA
- Lee Byung-hun sebagai Soo-hyun
- Choi Min-sik sebagai Kyung-chul
- Oh San-ha sebagai Joo-yun, tunangan Soo-hyun
- Jeon Kuk-hwan sebagai Det. Jang, Ayah dari Joo-yun
- Kim Yun-seo sebagai Se-yun,adik perempuan Joo-yun
- Choi Moo-sung sebagai Tae-joo, Teman seprofesi Kyung-chul
- Kim In-seo sebagai Se-jung, kekasih Tae-joo
- Cheon Ho-jin sebagai Det. Oh
SINOPSIS
Pembunuhan seorang perempuan hamil yang ternyata merupakan tunangan seorang agen rahasia telah membawa nasib seorang maniak ke takdir yang sama sekali tidak pernah dibayangkan sebelumnya oleh kedua belah pihak tersebut.
TRAILER
REVIEW
Sangat menarik. Seakan memantapkan balas dendam sebagai tema favoritnya, sineas-sineas Korea seakan tak pernah kehabisan ide dan perspektif dalam menggarap hal-hal tersebut. I Saw The Devil seakan benar-benar seperti terlihat berjalan apa adanya. Karena tanpa Anda sadari film ini benar-benar menggambarkan sebuah “slice of life” yang tidak memiliki permulaan maupun sebuah ending. Diawali dari penggambaran sepasang kekasih yang sangat manis hingga semua yang berakhir dengan sangat tragis, berjalan sangat normal.
Adegan yang bersifat dewasa, sadis maupun kekerasan yang ditampilkan tidak tanggung-tanggung. Tidak terlihat dibuat-buat, namun di sisi lain terlihat sangat emosional sehingga mau tidak mau Anda juga akan merasakan sakit yang dirasakan setiap tokoh walaupun hanya lewat visual semata. Intensitas yang dibangun secara berkala pun hampir sama sekali tidak mengalami kedodoran dalam perjalanan plotnya. Sangat natural. Anda mungkin sudah bisa menebak-nebak dengan mudah, apa yang akan terjadi selanjutnya pada alur cerita maupun tokoh-tokohnya. Namun entah kenapa berbagai macam elemen dalam film ini justru menimbulkan rasa penasaran, yang akan memaksa Anda untuk duduk dan melanjutkan film ini hingga 2 jam lebih. Mulai dari keindahan musik, detilnya sinematografi hingga solid-nya alur yang ditawarkan.
Lee Byung Hun dan Choi Min-Sik sebagai kedua tokoh utama di sini bermain dengan sangat baik. Mereka mampu menampilkan visual, akting dan emosi yang benar-benar terbayang di kepala Anda ketika sebuah adegan terjadi, dan ini adalah salah satu nilai plus dalam film ini. Dengan pribadi yang digambarkan sangat bertolak belakang, mereka menggambarkan bahwa sebenarnya Anda yang sebenarnya adalah apa yang Anda tutup-tutupi.
Pada akhirnya seakan tanpa maksud menyebarkan pesan maupun moral apapun, film ini dengan sendirinya akan membuat Anda berpikir kembali. Tentang batas antara kebaikan maupun kejahatan yang pernah Anda lewati. Atau mungkin yang akan Anda lewati..
Anda seakan dipaksa melihat dengan perspektif dari tokoh-tokoh utama yang bermain sangat apik di film ini. Tidak ada yang lebih baik dari yang lain, tidak ada tokoh antagonis maupun protagonis, tidak ada kesempurnaan tokoh-tokohnya semua terlihat normal dan abu-abu. Bahkan Kita yakin Anda yang menyaksikan film ini juga mungkin akan melakukan apa yang akan dilakukan tokoh-tokoh di film ini, apabila seseorang merenggut sesuatu yang Anda cintai ataupun ada sesuaatu yang mengancam nyawa Anda.
Adegan yang bersifat dewasa, sadis maupun kekerasan yang ditampilkan tidak tanggung-tanggung. Tidak terlihat dibuat-buat, namun di sisi lain terlihat sangat emosional sehingga mau tidak mau Anda juga akan merasakan sakit yang dirasakan setiap tokoh walaupun hanya lewat visual semata. Intensitas yang dibangun secara berkala pun hampir sama sekali tidak mengalami kedodoran dalam perjalanan plotnya. Sangat natural. Anda mungkin sudah bisa menebak-nebak dengan mudah, apa yang akan terjadi selanjutnya pada alur cerita maupun tokoh-tokohnya. Namun entah kenapa berbagai macam elemen dalam film ini justru menimbulkan rasa penasaran, yang akan memaksa Anda untuk duduk dan melanjutkan film ini hingga 2 jam lebih. Mulai dari keindahan musik, detilnya sinematografi hingga solid-nya alur yang ditawarkan.
Lee Byung Hun dan Choi Min-Sik sebagai kedua tokoh utama di sini bermain dengan sangat baik. Mereka mampu menampilkan visual, akting dan emosi yang benar-benar terbayang di kepala Anda ketika sebuah adegan terjadi, dan ini adalah salah satu nilai plus dalam film ini. Dengan pribadi yang digambarkan sangat bertolak belakang, mereka menggambarkan bahwa sebenarnya Anda yang sebenarnya adalah apa yang Anda tutup-tutupi.
Pada akhirnya seakan tanpa maksud menyebarkan pesan maupun moral apapun, film ini dengan sendirinya akan membuat Anda berpikir kembali. Tentang batas antara kebaikan maupun kejahatan yang pernah Anda lewati. Atau mungkin yang akan Anda lewati..
(@win66ih/Kitareview.com)