“Film yang sangat ditunggu-tunggu seluruh orang Indonesia ini berhasil tampil luar biasa sesuai diharapkan.”
DATA FILM
- Judul Film: Merantau
- Genre: Action
- Sutradara: Gareth Evans
- Produser: Ario Sagantoro
- Penulis Skenario: Gareth Evans
- Studio Produksi: PT. Merantau Films
- Distributor: PT. Merantau Films
- Negara: Indonesia
- Bahasa: Indonesia – Inggris
- Durasi: 134 min (director’s cut) – 106 min (international cut)
- Tahun Rilis: 6 Agustus 2009
PEMERAN UTAMA
- Iko Uwais sebagai Yuda
- Sisca Jessica sebagai Astri
- Christine Hakim sebagai Wulan
- Mads Koudal sebagai Ratger
- Laurent Buson sebagai Luc
- Yusuf Aulia sebagai Adit
- Alex Abbad sebagai Johni
SINOPSIS
Yuda adalah seorang pemuda Minangkabau yang akan menjalankan tradisi ‘Merantau’, sebuah tradisi turun-temurun dimana pemuda Minangkabau pergi dari kampung halamannya yang damai, untuk menjalani hidup yang lebih berat di ibukota. Yuda yang ahli beladiri silat Minangkabau tak menghiraukan kekhawatiran ibunya dan tetap menjalankan tradisi ini.
Hidup di jakarta tidak semudah di desanya yang damai. Di kota, ia hidup luntang-lantung dan bahkan terpaksa tinggal di sebuah pipa hingga seorang anak kecil mencopet dompetnya. Takdir mempertemukannya dengan Astri, kakak pencopet itu, seorang gadis yang terancam menjadi korban terakhir ‘human-trafficking’ yang dirancang duo Eropa, Ratgers dan Luc. Awalnya hubungan antara Yuda dan Astri cukup dingin. Namun seiring berjalannya waktu, Yuda yang kerap kali melindungi Astri dari serbuan orang-orang suruhan Ratgers dan Lars yang mengincarnya, berhasil meluluhkan hati Astri.
Puncaknya adalah ketika Astri berhasil diculik dan siap untuk dijual. Yuda seorang diri harus menghadapi puluhan orang suruhan Ratgers dan Luc. Lari bukan lagi menjadi sebuah pilihan. Ia menghadapi semua lawannya dengan gagah berani sampai tiba saatnya ia berhadapan dengan duo Eropa itu. Bisakah Yuda mengalahkan mereka dan menyelamatkan Astri? Ending film tidak semudah yang anda pikirkan 🙂
Hidup di jakarta tidak semudah di desanya yang damai. Di kota, ia hidup luntang-lantung dan bahkan terpaksa tinggal di sebuah pipa hingga seorang anak kecil mencopet dompetnya. Takdir mempertemukannya dengan Astri, kakak pencopet itu, seorang gadis yang terancam menjadi korban terakhir ‘human-trafficking’ yang dirancang duo Eropa, Ratgers dan Luc. Awalnya hubungan antara Yuda dan Astri cukup dingin. Namun seiring berjalannya waktu, Yuda yang kerap kali melindungi Astri dari serbuan orang-orang suruhan Ratgers dan Lars yang mengincarnya, berhasil meluluhkan hati Astri.
Puncaknya adalah ketika Astri berhasil diculik dan siap untuk dijual. Yuda seorang diri harus menghadapi puluhan orang suruhan Ratgers dan Luc. Lari bukan lagi menjadi sebuah pilihan. Ia menghadapi semua lawannya dengan gagah berani sampai tiba saatnya ia berhadapan dengan duo Eropa itu. Bisakah Yuda mengalahkan mereka dan menyelamatkan Astri? Ending film tidak semudah yang anda pikirkan 🙂
TRAILER
REVIEW
Film yang sangat ditunggu-tunggu seluruh orang Indonesia ini berhasil tampil luar biasa sesuai diharapkan. Walau ceritanya tergolong sangat simpel (seorang jagoan menyelamatkan si princess), Gareth Evans berhasil membuktikan bahwa film bagus tidak membutuhkan cerita yang rumit.
Aksi, aksi, dan aksi. Ini adalah film aksi dan Anda akan sangat dipuaskan dengan silat harimau yang disajikan di film ini. Setiap adegan aksi terasa sangat natural, apalagi pertarungan terakhir, so awesome! Selain aksi yang top, gambar-gambar indah juga akan memanjakan mata Anda. Mulai dari Minangkabau yang sangat damai, sampai Jakarta yang ‘jahat’ dan kotor, berhasil ditampilkan dengan baik di sini.
Salah satu poin plus utama film ini adalah scoring-nya. Tidak berlebihan jika Kita menyebutnya sempurna. Setiap musik yang disajikan berhasil ‘menjiwai’ adegan yang terpampang di layar kaca. Salah satu contoh keberhasilan scoring film ini adalah ketika Ibu Yuda mengingat Yuda menjelang akhir film.
Untuk akting masih terlihat kekakuan aktor dan aktrisnya dalam ber-‘drama’. Kecuali Christine Hakim (yang bermain tanpa cela), setiap karakter mempunyai momen kaku atau momen yang bikin kita mengernyitkan dahi.
Secara keseluruhan, film ini berhasil menghidupkan kembali genre aksi yang bisa dibilang mati ‘terbantai’ film horor dan komedi seks di Indonesia. Bravo untuk Mr. Evans yang tidak setengah-setengah dalam menggarap film ini.
Aksi, aksi, dan aksi. Ini adalah film aksi dan Anda akan sangat dipuaskan dengan silat harimau yang disajikan di film ini. Setiap adegan aksi terasa sangat natural, apalagi pertarungan terakhir, so awesome! Selain aksi yang top, gambar-gambar indah juga akan memanjakan mata Anda. Mulai dari Minangkabau yang sangat damai, sampai Jakarta yang ‘jahat’ dan kotor, berhasil ditampilkan dengan baik di sini.
Salah satu poin plus utama film ini adalah scoring-nya. Tidak berlebihan jika Kita menyebutnya sempurna. Setiap musik yang disajikan berhasil ‘menjiwai’ adegan yang terpampang di layar kaca. Salah satu contoh keberhasilan scoring film ini adalah ketika Ibu Yuda mengingat Yuda menjelang akhir film.
Untuk akting masih terlihat kekakuan aktor dan aktrisnya dalam ber-‘drama’. Kecuali Christine Hakim (yang bermain tanpa cela), setiap karakter mempunyai momen kaku atau momen yang bikin kita mengernyitkan dahi.
Secara keseluruhan, film ini berhasil menghidupkan kembali genre aksi yang bisa dibilang mati ‘terbantai’ film horor dan komedi seks di Indonesia. Bravo untuk Mr. Evans yang tidak setengah-setengah dalam menggarap film ini.
(Rahmandika/Kitareview.com)